Psikologi klinis adalah cabang psikologi yang
berfokus pada penanganan, penganalisisan, dan diagnosa penyakit-penyakit jiwa. Lahan
kerja psikologi klinis meliputi banyak hal, mulai dari kelainan emosi jangka
pendek, seperti konflik keluarga, hingga kelainan mental yang
sangat parah, seperti schizophrenia. Psikologi
klinis merupakn integrasi dari sains, teori, dan pengetahuan klinis.
Psikolog
klinis adalah ahli yang latar belakang pendidikannya dari sejak jenjang
pendidikan strata I adalah ilmu perilaku manusia, untuk kemudian mengikuti
pendidikan Magister Psikologi Terapan dengan mayoring Psikologi Klinis. Pendekatan
Holistik mengungkapkan bahwa seorang yang sakit fisik juga sekaligus sakit
mental, karena hubungan resiprokal antara aspek fisik dan mental tidak dapat
dipungkiri keberadaannya. Dengan demikian, di samping perawatan medis seorang
pasien sering membutuhkan pendampingan Psikolog Klinis untuk membantu pemulihan
kesehatan aspek mentalnya. Apalagi, ketegangan emosi seseorang yang mengalami
kesulitan memecahkan masalah psikologis yang dihadapi sering memanifestasi
dalam bentuk keluhan fisik.
Pada
umumnya, masyarakat luas masih membutuhkan kejelasan dalam berbagai pelayanan
psikologi klinis. Dalam artikel yang saya baca ini terdapat informasi seperti
berikut ini:
Ada dua
cabang ilmu dalam naungan Psikologi Klinis, yaitu Psikologi Kesehatan dan
Psikologi Medis. Memang istilah ’kesehatan’ dan ’medis’ bukan saja terkait
erat, namun sering menjadi dua istilah yang digunakan secara sinonimus
(persamaan arti kata). Kecuali itu, sebagian besar masyarakat pada umumnya
sering dihadapkan pada ketidakjelasan perbedaan pelayanan psikiater, psikolog
klinis, psikolog kesehatan, dan psikolog medis, walaupun untuk itu kita harus
juga menyimak tentang pelayanan kesehatan fisik dan penanganan medis pada
umumnya. Untuk itu, marilah kita simak bersama uraian di bawah ini.
1.
Perawatan kesehatan atau penanganan medis
Perawatan
kesehatan atau penanganan medis bagi penderita gangguan fisik manusia menjadi
wewenang utama para dokter. Pelayanan terhadap gangguan fisik bergradasi sesuai
dengan berat ringannya gangguan fisik dan bagian dari organ tubuh mana yang
terkena penyakit. Untuk itu, dapat dipahami bila berbagai jenis keahlian khusus
dalam Ilmu Kedokteran sangat dibutuhkan keberadaannya, misalnya dokter
spesialis internal, kandungan, kulit dan kelamin, dan lain-lain. Bahkan pasien
sering juga membutuhkan bantuan dari dokter yang memiliki superspesialisasi dalam
bidang fungsi organ tubuh tertentu.
2.
Psikiater
Bila
dokter atau dokter spesialis menangani aspek fisik pasien maka berbeda dengan
psikiater. Psikiater adalah dokter yang memiliki latar belakang pendidikan ilmu
kedokteran pula, namun kemudian mengikuti pendidikan spesialisasi dalam bidang
psikiatri. Psikiater memberikan perawatan terhadap penderita gangguan mental
yang kecuali membutuhkan perawatan medicamentus sekaligus juga membutuhkan
psikoterapi. Kecuali itu, para psikiater pun memberikan pelayanan promotif dan
preventif serta rehabilitatif dalam bidang psikiatri bagi masyarakat luas.
3.
Psikolog Klinis
Psikolog
Klinis adalah ahli yang latar belakang pendidikannya dari sejak jenjang
pendidikan strata I adalah ilmu perilaku manusia, untuk kemudian mengikuti
pendidikan Magister Psikologi Terapan dengan mayoring Psikologi Klinis.
Pendekatan Holistik mengungkapkan bahwa seorang yang sakit fisik juga sekaligus
sakit mental, karena hubungan resiprokal antara aspek fisik dan mental tidak
dapat dipungkiri keberadaannya. Dengan demikian, di samping perawatan medis
seorang pasien sering membutuhkan pendampingan Psikolog Klinis untuk membantu
pemulihan kesehatan aspek mentalnya. Apalagi, ketegangan emosi seseorang yang
mengalami kesulitan memecahkan masalah psikologis yang dihadapi sering
memanifestasi dalam bentuk keluhan fisik.
Berlainan
dengan psikiater yang landasan dasar keilmuannya adalah Ilmu Kedokteran, maka
landasan keilmuan Psikolog Klinis adalah Ilmu tentang Perilaku Manusia
(Psikologi). Jadi kalaupun seorang Psikolog Klinis bekerja di setting medis
(rumah sakit), Psikolog Klinis tidak berhak bahkan dilarang keras memberikan
pelayanan medicamentus, seperti misalnya menulis resep, menyarankan penggunaan
obat-obatan, dan sebagainya. Andaikata pasien membutuhkan pelayanan psikologi
klinis baik yang atas kehendak sendiri atau rujukan dari dokter/profesi lain,
maka psikoterapi dilaksanakan dengan landasan dasar keilmuan psikologi pula.
Ada
beberapa metode psikoterapi yang dapat dilakukan oleh Psikolog Klinis, misalnya
psikoterapi/konseling psikologi individual, keluarga/kelompok, perkawinan, dan
lain-lain. Tentu saja pilihan metode psikoterapinya sangat bergantung pada
permasalahan psikologi yang dialami penderita/klien serta keahlian khusus yang
dimiliki Psikolog Klinis tersebut. Luas dan banyaknya metode dalam psikoterapi
memang akhirnya menuntut Psikolog Klinis untuk memilih metode psikoterapi mana
yang dikuasai dan benar-benar didalami serta ditekuni secara khusus untuk
pelayanan intervensi psikologi khusus bagi penderita/klien yang menghadapi
permasalahan psikologis khusus pula. Kecuali di setting medis (rumah sakit),
psikolog klinis pun dapat memberikan pelayanan di setting sekolah, kesehatan
mental individu, kesehatan masyarakat, industri, dan lain-lain. Luasnya cakupan
pelayanan Psikologi Klinis, mengembangkan spesifikasi pelayanan pada setting
kesehatan dan medis.
Psikologi
Kesehatan
Psikologi
Kesehatan merupakan salah satu cabang Psikologi Klinis yang menekankan
kinerjanya pada upaya membentuk perilaku sehat pada masyarakat, dengan mengacu
pada falsafah dasar positif, yang bersifat preventif. Jadi manusia tidak
dipandang sebagai korban penyakit, namun juga ikut bertanggung jawab terhadap
kondisi sakitnya. Konkretnya, kinerja Psikolog Kesehatan adalah
menyosialisasikan kebiasaan-kebiasaan hidup yang merugikan kesehatan, seperti
merokok, minum alkohol, serta mengembangkan tingkah laku yang menunjang
kesehatan, seperti mengomunikasikan pentingnya melakukan pemeriksaan kesehatan
secara rutin.
Psikologi
Medis
Psikologi
Medis adalah salah satu cabang Psikologi Klinis yang secara khusus mengarahkan
perhatiannya pada penerapan psikologi pada setting praktik medis, termasuk
penanganan psikologis dari penderita penyakit (pasien), keluarga pasien bahkan
dokter yang memberikan perawatan behavioral medicine (obat-obatan yang
berpengaruh terhadap perubahan perilaku pasien) terutama bagi penderita
penyakit kronis, seperti kanker, gagal jantung, gagal ginjal, dan lain-lain.
Kebutuhan
pendampingan Psikolog Medis terhadap pasien-pasien tersebut di atas tidak dapat
dipungkiri, mengingat kondisi kesehatan fisik yang rentan berlanjut oleh
penyakit kronis dengan sendirinya akan berpengaruh terhadap kerentanan fungsi
psikologisnya, sementara demi proses penyembuhan optimal penerimaan pasien akan
penyakit, kerja sama pasien dalam pasien pengobatan, upaya mempertahankan
kualitas hidup optimal pada pasien, perubahan gaya hidup pasien.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar